Meneladani Pemikiran Luhur Bapak Pendidikan Indonesia

Ki Hajar Dewantara (KHD) seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berjuang melawan penjajahan Belanda melalui bidang pendidikan. Pemikiran cemerlang nan luhur yang terlahir darinya dalam dunia pendidikan mampu menjadi dasar atau pondasi kuat sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu pemikiran penting Ki Hajar Dewantara adalah konsep pendidikan dan pengajaran merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pengajaran adalah proses memberikan ilmu terkait kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan merupakan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pemikiran tersebut diyakini oleh Ki Hajar Dewantara bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Benar saja, pemikiran luhur Bapak pendidikan Indonesia tersebut menjadi nyata dalam perkembangan peradaban Indonesia bahkan dunia.

Pemikiran pendidikan menurut KHD bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan hal tersebut sebagai seorang pendidik kita harus berpihak kepada anak, pendidik harus mampu melayani segala bentuk kebutuhan serta cara belajar siswa yang berbeda-beda. Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berpikir kreatif, dan mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tetapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu  tuntunan dan arahan dari pendidik supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Melalui pemikiran luhurnya, KHD menjelaskan bahwa pendidik juga harus memiliki sifat  terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada dengan tetap menyelaraskan dengan budaya bangsa Indonesia. Kebudayaan kaya ragam yang dimiliki Indonesia dapat menjadi potensi sumber belajar bagi anak yang dapat menunjang proses belajar dan terbuka kepada perkembangan zaman. Sebagai contoh dalam konteks pembelajaran anak-anak generasi alfa yang harus kita bekali mereka dengan kecakapan Abad 21. Kecakapan tersebut tentu harus selaras dengan budaya Indonesia yang mengedepankan budi pekertinya yang mana dapat dengan mudah diajarkan pada anak melalui keteladan. Pendidik harus senantiasa memberikan teladan yang baik dalam mengembangkan budi pekerti serta melakukan pembiasaan di sekolah.

Pemikiran luhur KHD inilah yang menjadi pondasi pendidikan Indonesia yang menghormati dan memperlakukan anak dengan baik sesuai kodratnya serta melayani mereka dengan setulus hati dengan memberikan teladan (ing ngarso sung tulodo), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. Agar terlahir manusia Indonesia dengan pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *