Sepenggal cerita pendek tentang rasa malas yang bisa dikalahkan dengan sebuah tekat dan pada sebuah pengalaman, tentang rasa malas yang hanya bisa dikikis oleh kemauan diri yang tetap tegar untuk berdiri dan yang akan terus berlari sampai pada garis akhir untuk mencapai arti kehidupan yang hakiki. Jadikan kemalasan hanya sebuah ilusi bak buih-buih yang sangat banyak yang sebentar datang dan pergi sesuka hati, kalau bisa tak perlu kembali lagi, dan biar hanya menjadi sebuah cerita hampa layaknya kamu putus cinta dari sang mantan yang menyakitkan, sebab….
Tahukah kamu bahwa kemalasan itu terkadang hadir ditengah situasi yang membuat kita harus melakukan sesuatu, tiba-tiba dia datang kemudian muncullah sebuah kata “mager” atau malas gerak, ya nggak sih…, iya dong….
Karena mager yang berawal dari rasa malas datang dan mengakibatkan ingin rebahan saja dan akhirnya membuat kita berada pada zona nyaman ditemani handphone dan chat sana-sini, browsing ini itu, lihat status, tiktok, sampai ngegame berlama-lama yang pada akhirnya membuat kita berada pada titik terlalu nyaman dengan situasi tersebut. Secara perlahan tanpa kita sadari muncullah istilah “generasi rebahan”. Apakah kita bangga dengan yang namanya generasi tersebut? rebahan tanpa menghasilkan apa-apa, malas tanpa batasan dapat membuat seseorang yang awalnya pintar menjadi lebih suka rebahan, bermalas-malasan dan mengakibatkan kebodohan serta tidak bermanfaat sama sekali.
Bagaimana jika kita menghadapi orang yang lebih suka bemalas-malasan bahkan sampai muncul semboyan”malas itu indah”, maka bersiap-siaplah menikmati bahwa kemiskinan itu lebih indah”, dan pasti akan indah pula sebuah perasaan jika ingin sesuatu tidak pernah kesampaian, nikmati saja hidup dalam angan, mimpi dalam bayangan, hidup tentram tanpa batas hanya sebatas hayalan yang lambat laut akan membuat sakit hati lara jiwa merana tak berujung dan bersiap pula dengan semboyan “gila itu indah”. Waouuwww….waoouww Panjang dan kronisnya dampak dan akibat dari sebuah kemalasan.
Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai keinginan dan impian, tapi apa arti sebuah impian tanpa adanya sebuah usaha, apa artinya sebuah keinginan jika selalu menopang tangan dan tidak mau bergerak. Keinginan dan impian akan berjalan seimbang jika ada tekat, perbuatan, usaha, dan tindakan yang nyata.
Sangatlah penting seseorang bermimpi dan berkhayal tapi bukan hanya sebatas pada angan, penting bagi seseorang meraih cita-cita tapi bukan hanya diatas bayangan
Berjalan maju, melangkah dengan semangat menderu berjuang dengan senyum yang iklas, lepaskan kemalasan, berhentilah menopang dagu, gerakkan tanganmu, ayunkan langkahmu, ukirlah impian, cita-cita, keinginan dan harapanmu bersama semangatmu.
Janganlah kamu ukir kemalasanmu, peliharalah semangat juangmu, buanglah rasa “mager” yang ada pada dirimu, tinggalkan kebiasaan menggunakan hp untuk hal-hal yang tidak bermanfaat namun menyita waktu tanpa batasan, sehingga lupa segala hal yang harusnya dilakukan dan lupa tentang meraih cita dan harapan.
Hay…, sadarlah harapan dan cita tidak akan terwujud dengan hanya bermalas-malasan “mager”
Cita-cita itu hanya sebatas angan jika ditinggal nonton drama korea. Keinginanpun akan terkikis habis jika hanya mringas mringis yang dipadukan dengan mabar dan sosial media. Keluarkan dirimu dari zona nyaman, belajarlah selagi bisa jangan menunggu waktu, kejarlah tanpa ragu dan rasa malu.