BEST PRACTICE: Tertib Sistematika Berbantuan Kode dalam Learning Management System (LMS)

LATAR BELAKANG SINGKAT DAN TUJUAN

Learning Management System (LMS) atau sistem manajemen pembelajaran, sebuah istilah yang tak asing lagi bagi penggelut dunia Pendidikan baik akademisi maupun praktisi. Terlebih lagi adanya kondisi pandemi COVID-19 yang sedang kita hadapi bersama, pembelajaran yang biasa dilakukan dengan cara bertatap muka di dunia nyata kini beralih ke dunia maya. Tak hayal hal tersebut menggeser kebiasaan pembelajaran yang telah dilakukan berpuluh-puluh tahun dengan kegiatan tatap muka secara langsung di sekolah menjadi pembelajaran berbasis e-learning dimana pendidik dan peserta didik tidak harus berada di tempat yang sama bahkan tidak harus di waktu yang sama pula.

Sebuah perubahan besar yang terjadi dengan cepat dan memaksa setiap elemen Pendidikan baik guru maupun peserta didik untuk menyesuaikannya. Learning Management System (LMS) yang merupakan sistem perangkat lunak pengelola pembelajaran seperti Google Classroom, Microsoft Teams, dan Edmodo dipilih sebagai salah satu jalan keluar atau alternatif yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran tetap dapat berlangsung walupun ditengah ancaman COVID-19 yang mengharuskan adanya social distancing.  Pemilihan LMS tentunya tidak serta merta menyelesaikan segela macam persoalan pembelajaran jarak jauh. Sekolah yang menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan bantuan LMS akan mendapati beberapa kendala dalam pelaksanaannya seperti yang telah kami alami yaitu menumpuknya unggahan guru berkaitan dengan materi dan tagihan tugas di LMS sehingga berakibat pada sulitnya mencari materi pembelajaran dan tugas dari guru oleh peserta didik. Kesulitan mencari materi dan tugas yang telah di unggah oleh guru pada LMS bisa menjadi salah satu penyebab peserta didik kita tidak mengerjakan tugas yang telah ditagihkan. Keadaan ini tentunya perlu disikapi dengan bijak oleh guru sebagai pengendali kegiatan pembelajaran pada LMS yang digunakan. Berdasarkan pengalaman yang telah kami uraikan, terdapat hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mengatasi persoalan tersebut dengan tertib sistematika unggahan berbatuan kode. Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk membagikan pengalaman baik yang telah kami lakukan dalam pembelajaran menggunakan LMS dengan tertib sistematika unggahan berbatuan kode untuk mengatasi permasalahan tersebut.

PAPARAN PENGALAMAN BAIK

Tertib sistematika unggahan berbantuan kode merupakan hal kecil dan sepela, tetapi kadang kurang diperhatikan oleh guru selaku kreator kegiatan pembelajaran dalam LMS. Bisa kita bayangkan jika dalam satu kelas LMS terdiri dari kurang lebih sebelas sampai dua belas mata pelajaran untuk tingkat SMP dan tiap mata pelajaran guru rutin mengunggah dua sampai tiga unggahan konten baik materi pembelajaran atau tugas dalam seminggu, maka sudah ada delapan unggahan dalam satu bulan untuk satu mata pelajaran dikalikan sebelas mata pelajaran. Otomatis dalam satu kelas LMS kurang lebih ada delapan puluh delapan ungguhan materi atau tugas dari guru kepada peserta didik dalam jangka waktu satu bulan saja coba jika pembelajaran sudah berlangsung selama enam bulan lebih sudah berapa banyak konten yang terunggah di LMS. Betapa pusingnya peserta didik kita mencari konten dalam LMS-nya tanpa ada sistematika judul konten yang jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik.

Sistematika unggahan berbantuan kode yang dapat diterapkan dalam unggahan konten oleh guru cukup sederhana. Berdasarkan apa yang telah kami terapkan dalam pembelajaran menggunakan LMS berupa Microsoft Teams, sistematika berbantuan kode kami sepakati digunakan dalam penulisan judul konten (materi atau tugas). Sebagai contoh materi pembelajaran bab 3 pertemuan pertama maka pada judul konten disertakan kode 3.1 begitupun untuk unggahan tugas yang menyertainya maka dapat kita sertakan kode yang sama. Sistematika penulisan kode tersebut tentunya harus tertib digunakan oleh guru Ketika mengunggah konten dalam LMS sehingga peserta didik kita akan lebih mudah untuk mencari konten yang dikehendaki. Agar dapat dibedakan antar mata pelajaran maka selain kode bab dan pertemuan kita perlu menyertakan nama mata pelajaran di awal kode sehingga akan lebih memperjelas judul konten yang diunggah seperti contoh berikut.

Hemat kami berdasarkan testimoni peserta didik dengan menggunakan sistematika penulisan judul konten berbantuan kode pada LMS dapat mempermudah pencarian konten yang dikehendaki oleh peserta didik. Selain itu guru juga diuntungkan ketika penagihan tugas pada peserta didik, dimana guru cukup mengatakan kode tugasnya saja dan tidak perlu menjelaskan judul tugas yang terlalu panjang pada peserta didik. Tentunya penulisan kode unggahan konten pada LMS dapat divariasikan sesuai kesepakatan bersama antara guru dan peserta didik dengan menyesuaikan kondisi di sekolah masing-masing.

KESIMPULAN/ RINGKASAN DAN SARAN/ REKOMENDASI

Tertib sistematika unggahan berbantuan kode merupakan hal kecil yang dapat dilakukan oleh guru sebagai kreator konten (materi dan tugas) dalam LMS dengan harapan dapat membantu mempermudah peserta didik untuk mencari konten yang dikehendaki dari tumpukan unggahan konten oleh guru. Sehingga dapat meminimalisir alasan peserta didik yang tidak mengerjakan tugas akibat bingung dan sulitnya mencari materi atau tugas yang harus dikerjakan dari tumpukan unggahan konten di LMS kita. Semoga hal kecil dan sepele yang dapat kami bagikan melalui best practice ini dapat membantu permasalahan yang mungkin sama dihadapi sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh menggunakan LMS.

Jika sedikit cara dapat merubah kesulitan menjadi kemudahan, alangkah baik jika kita coba untuk melakukannya, tidak ada kata terlambat untuk memulai.

Ervan Dwi Yuliaristiawan, S.Pd.Gr

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

rejekibet rejekibet rr777 rejekibet rejekibet rr777 rr777