Penuhi Hak Tubuh dengan Tidur Berkualitas

وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِبَاسًا وَٱلنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ ٱلنَّهَارَ نُشُورًا

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Q.S Al Furqan 47)

Tidur adalah salah satu kebutuhan manusia. Tidur dilakukan untuk mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas sehari-hari. Tidur di malam hari merupakan wujud menjaga nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dalam sehari rata-rata waktu tidur kita sekitar 6 – 8 jam/hari. Jika umur manusia 60 tahun, maka sekitar 15 tahun digunakan untuk tidur.

Agar tidur kita berkualitas, maka kita perlu memperhatikan etika dan adab ketika tidur. Rasulullah juga mengajarkan kita bagaimana posisi tidur yang baik. Barra bin ‘Azib ra menyebutkan, “Rasulullah SAW bersabda, Jika kalian hendak tidur di pembaringan, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah kamu dengan berbaring di lambung kananmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadits tersebut, sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk melakukan wudhu sebelum tidur. Dengan wudhu sebelum tidur banyak manfaat yang akan kita dapatkan. Jika dilihat dari segi kesehatan, dapat menjaga kebersihan tubuh dari kuman, virus, dan bakteri. Selain itu, dalam gerakan wudhu terdapat gerakan menghirup air, hal ini dapat mencegah penyakit yang masuk lewat hidung atau pernapasan.

Posisi tidur juga sangat menentukan kualitas tidur kita. Dari hadits di atas, kita dianjurkan untuk berbaring dengan posisi berbaring di lambung kanan. Artinya kita tidur dengan posisi miring ke kanan dan meletakkan tangan di bawah pipi kanan. Dengan posisi tidur miring ke kanan, maka jantung hanya akan terbebani oleh paru-paru kiri yang ukurannya lebih kecil. Tidur dengan posisi miring ke kanan juga akan menempatkan hati pada posisi yang stabil. Posisi ini juga sangat baik untuk sistem pencernaan manusia. Dalam suatu penelitian didapatkan hasil yaitu, ketika seseorang tidur dengan posisi miring ke kanan, maka makanan akan mampu dicerna dalam waktu 2,5 – 4,5 jam. Jika tidur dengan posisi yang lain, maka makanan baru selesai dicerna dalam waktu 5 – 8 jam.

Bagi kita yang terbiasa tidur dengan posisi tengkurap, hal ini sebaiknya dihindari. Karena posisi tidur tengkurap sangat dimurkai Allah SWT. Di dalam hadits disebutkan “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih).

Tidur dengan posisi terlentang juga sebaiknya dihindari karena akan memberikan risiko bagi kesehatan. Risiko yang ditimbulkan adalah kelainan tulang belakang, karena seluruh beban tubuh akan tertumpu pada tulang belakang. Selain itu, jika kita tidur dengan posisi terlentang, maka kita akan melakukan pernapasan menggunakan mulut. Hal ini akan menyebabkan mulut menjadi kering, sehingga rentan terjadi radang gusi. Kuman dan kotoran yang harusnya tersaring di hidung akan langsung masuk ke mulut.

Agar kita lebih rileks ketika tidur, maka kita bisa memosisikan tubuh dengan memosisikan punggung dalam keadaan lurus dan kaki sedikit ditekuk. Dengan kaki sedikit ditekuk, maka otot perut akan rileks. Jika kita mengikuti posisi tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah, maka kita akan bisa beristirahat dengan optimal serta ketika bangun tidur tubuh akan terasa lebih segar dan bugar.

Menyegerakan tidur setelah sholat isya’ juga dianjurkan oleh Rasulullah. Abi Barzah menyatakan, “Rasulullah membenci tidur sebelum shalat ‘isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”(HR. Bukhari). Selain itu, sebelum tidur kita juga sangat dianjurkan membaca doa, agar kita selalu dilindungi oleh Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *