“Ayah Bunda, Aku Bukan Anak Cerewet”

Oleh : Nahla Nurafni O, S.Pd.

Banyak kasus yang terjadi dilingkungan keluarga tentang ketidakcocokan antara orang tua dan anak. Kebuntuan komunikasi antara anak dan orang tua menjadi penyebab utama keretakan hubungan antara si Anak dan orang tua.

            Hal ini terjadi karena orang tua secara tidak sadar membuat si Anak susah untuk mengkomunikasikan keinginanya. Kenapa kog secara tidak sadar? Coba kita flashback kemasa kecil anak-anak kita. Ketika si Anak menanyakan banyak hal ke orang tua, orang tua enggan menjawab atau bahkan memarahi. Menurut orang tua si Anak ini cerewet atau terlalu banyak pertanyaan. Secara tidak langsung hal inilah penyebab si Anak tidak bisa terbuka kepada orang tua. Si Anak merasa lebih nyaman bercerita dengan orang lain yang mereka lebih mau mendengarkan. Tak ayal ketika si Anak menginjak remaja awal, banyak sekali masalah baru yang dihadapi si Anak. Kalau boleh jujur, si Anak tentunya berharap bantuan dari orang tua. Namun, kembali lagi karena “dulu” pernah tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau bertanya, akhirnya si Anak melampiaskan segala kebuntuanya ke arah yang negatif. Seperti melanggar tata tertib sekolah, berani membentak orang tua bahkan berbohong. Padahal kalau mau mengerti, masa anak untuk banyak bertanya tentang berbagai hal tidak akan lama. Dan masa ini tidak bisa diulang lagi.

            Kalau bertanya siapa yang salah? Jawabnya tidak ada yang salah, hanya kurang peka akan tumbuh kembang anak saja. Sang orang tua hendaknya memahami masa-masa keemasan si Anak yang banyak bertanya tanpa berhenti, tanpa tahu “sopan santun” ini tidak akan terulang. Tugasnya orang tua seharusnya mengarahkan si Anak untuk belajar “berbicara” secara bergantian, sehingga tidak ada kata-kata “si Anak tidak sopan”. Karena si Anak belum tahu apa itu sopan santun ketika berbicara, tidak tahu kapan berhenti berbicara, tidak tahu kalau menyela itu tidak sopan.

            Nah, ini menjadi tugas kita sebagai orang tua. Memberikan pengertian kepada anak-anak kita, mengarahkan mereka ke arti sabar, sopan dalam bertanya.

Sehingga kebuntuan komunikasi antara anak remaja awal da orang tua tidak terjadi lagi. Tidak ada lagi anak yang berlabel cerewet, tidak ada lagi anak yang caper – cari perhatian orang tua ke arah negatif.

            Yukk, para orang tua selangkan waktu kalian untuk anak-anak. Dimulai dari hal kecil yaitu belajar menjadi pendengar dan menjadi narasumber sempurna untuk anak kita. Sehingga kelak kita bisa menjadi orang tua rasa teman untuk anak-anak kita.

YOU ARE GREAT PARENTS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *