“ Duh ini anak kog tidak bisa diam ya? Gelisah terus, duduk pun tak tenang” komentar seorang guru. Ada lagi orang tua siswa yang merasa anaknya jarang belajar, jarang membaca buku. Seringnya melihat dan memainkan HP. Apakah anak seperti ini anak yang malas belajar dan “bodoh”?
Fenomena di atas mungkin seringkali terdengar dan dialami oleh beberapa guru dan walimurid. Seringkali kita sebagai tenaga pendidik atau guru memandang sama atas keinginan dan kemauan belajar siswa. Tapi sebenarnya setiap individu itu “unik” dan memiliki ciri khas masing-masing yang tidak bisa disamaratakan. Salah satunya tentang belajar. Setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Belum tentu anak yang malas membaca buku, duduk tidak tenang merupakan anak/siswa yang malas belajar. Bisa saja kita sebagai tenaga pendidik atau guru kurang mencari cara yang update dalam menyampaikan materi, sehingga terkesan monoton dan membosankan.
Kecenderungan cara belajar siswa dapat diperoleh dengan menggunakan tes potensi akademik (TPA). Tes potensi akademik atau dikenal dengan nama tes IQ sebenarnya tidak hanya mengungkap IQ seseorang saja, melainkan banyak hal yang didapat dari pelaksanaan TPA yaitu EQ, SQ, IQ, bakat dan minat, gejala kepribadian yang negatif dan positif, dan kecenderungan cara belajar siswa.
TPA merupakan tes psikologi yang digunakan untuk mengukur kegesitan mental seseorang ketika berurusan dengan obyek kata (verbal), angka (numeris) dan gambar (figural). Secara psikologi dipercaya bahwa terdapat batas minimal tingkat kegesitan mental yang harus dimiliki seseorang sehingga ia berpeluang-besar berhasil menangani masalah yang bersifat intelektual (Wikipedia.org). Dengan kata lain kecerdasan seseorang tidak murni bergantung dari IQ, namun SQ dan EQ sangat berpengaruh terhadap keberhasilan individu.
Salah satu program Bimbingan dan Konseling di SMP BSS adalah melaksanakan TPA untuk siswa baru yang bertujuan memetakan kecenderungan cara belajar siswa, sehingga mempermudah guru dalam memberikan materi yang dibutuhkan namun tetap mengasyikkan dan menyenangkan. TPA ini sendiri dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Juli 2019 bertepatan dengan kegiatan PRA MPLS. Selain kelas VII, TPA juga akan diberikan kepada kelas IX dengan tujuan mengetahui bakat dan minat. Bakat dan minat ini digunakan dalam penertiban surat rekomendasi.
TPA kelas VII diikuti oleh 153 siswa baru dan bertempat diruang kelas masing-masing. Pelaksanaan TPA merupakan hasil kerjasama dengan Lembaga Psikologi Pelita Wacana. Diharapkan dengan adanya pelaksanaan TPA diawal tahun ajaran baru membawa dampak positif dalam penentuan kelas baru yang didasarkan pada hasil TPA.
Dalam dunia psikologi ada delapan kecenderungan cara belajar siswa, yaitu linguistik, matematis logis, spasial, kinestetis jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Setiap individu bisa memiliki lebih dari satu kecenderungan cara belajar. Dengan adanya TPA diharapkan tidak ada siswa yang mendapat judge anak malas hanya karena tidak bisa duduk tenang mendengarkan seorang guru mengajar. Boleh halnya gurunya yang memerlukan update keilmuan. Bayangkan saja jika semua guru memahami keunikan siswa, alangkah indah dan menyenangkan sekolah dan belajar itu.
kemampuan apa yang banyak dimiliki?