Melestarikan dan Menjaga Kesenian Tari Topeng Malangan

Dok. Pribadi

Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata kesenian? Sudahkah kita berperan dalam menjaga, melakukan, dan melestarikan seni? Budaya merupakan suatu kebiasaan dan ciri khas suatu negara atau adat istiadat yang harus kita upayakan agar terjaga kelestariannya serta sebagai identitas yang membedakan kita dengan bangsa lain. Saat ini banyak orang yang acuh tak acuh terhadap budaya yang dimiliki. Tidak banyak orang yang tahu bahkan mengenai budaya di daerah masing-masing. Dampak globalisasi menjadi pengaruh besar bagi bangsa Indonesia, di mana sebagian orang awam tidak memahami budayanya sendiri. Di setiap daerah, pasti memiliki adat dan kebiasaan, mulai dari makanan khas, permainan tradisional, pakaian, rumah adat, bahkan kesenian tradisional.

Salah satu kesenian tradisional yang perlu dilestarikan adalah tari. Setiap daerah memiliki tarian khas dari wilayahnya masing-masing. Malang Raya terkenal dengan kesenian topeng Malangan. Namun, sebagian besar orang awam belum mengetahui akan kesenian khas daerah Malang tersebut. Topeng Malangan tersebar luas di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Malang seperti Jabung, Tumpang, Jambuwer, Jatiguwi, Pijiombo, dan Pakisaji. Masing-masing daerah tersebut memiliki ciri khas dan gerakan yang berbeda di setiap wilayahnya. Sayangnya, eksistensi topeng Malang di beberapa daerah tersebut sudah mulai surut. Hingga saat ini, wilayah yang masih berusaha melestarikan topeng Malang adalah Dusun Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Menurut cerita, wayang topeng ini diambil dari cerita Panji, di mana ada beberapa nama tokoh yang menjadi peran utama seperti Raden Panji Asmoro Bangun, Dewi Sekartaji, Klono Sewandono, Bapang Jaya Sentiko, Raden Gunungsari, serta Dewi Ragil Kuning. Masing-masing tokoh tersebut diaplikasikan dalam bentuk topeng yang memiliki warna berbeda serta karakter tersendiri. Sebagai upaya untuk melestarikan kesenian topeng Malangan di wilayah Malang Raya, banyak sekolah yang memasukkan materi tari dalam pembelajaran seni budaya. Tujuan ini adalah untuk mengenalkan kepada siswa-siswi agar mereka tahu bahwa ada kesenian yang harus dipertahankan. Selain itu, ada kegiatan lain seperti Universitas Negeri Malang yang pernah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk mengadakan beberapa kegiatan workshop tari topeng. Bahkan lembaga tersebut mengadakan festival seribu topeng yang diadakan di Stadion Gajayana pada tahun 2017 yang melibatkan siswa-siswi tingkat SMP se-Kota Malang. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan kepada peserta didik pentingnya bisa mengenal dan menarikan tarian yang menjadi ciri khas wilayah Malang. Kebiasaan mengenalkan dan mengajarkan inilah yang dapat membudayakan dan akan diingat, sehingga banyak sekolah yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pada akhirnya kelestarian topeng Malangan tetap eksis. Tidak hanya pelajar, tetapi masyarakat umum pun bisa ikut berperan dalam melestarikan dan mempelajari kesenian topeng Malangan. (Editor: Khoirul Huda)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *