
Jarak jauh, daring, dan online. Kata-kata tersebut tentunya sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita saat ini, mengingat sudah satu semester lebih kita menjalani kehidupan yang serba dalam jaringan. Metode daring ini tentunya dilakukan agar aktivitas kita tetap berlangung meskipun tidak bisa bertatap muka secara langsung, dan tidak terkecuali dengan kegiatan pembelajaran, pasti sangat melekat dengan pembelajaran jarak jauh, pembelajaran daring ataupun pembelajaran online.
Tiap instansi pendidikan tentunya memiliki caranya sendiri dalam melaksanakan pembelajaran daring tersebut, berbagai macam aplikasi mulai bermunculan untuk mendukukung kegiatan jarak jauh. Salah satu aplikasi yang ramai digunakan diawal masa pandemi dan pasti banyak dari kita yang familiar yaitu Zoom. Ya, aplikasi ini muncul di waktu yang tepat, dengan proses pendaftaran yang relatif mudah dan penggunaan yang sederhana aplikasi ini banya disukai baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tentu saja melihat penggunaan yang sangat tinggi pihak Zoom mulai mengkomersilkan aplikasi ini. Sehingga watu penggunaan gratis hanya diberikan selama 40 menit dan keterbatasan lainnya.
Menanggapi kebutuhan yang sangat tinggi dalam aktivitas jarak jauh tentunya dua perusahaan raksasa dibidang teknologi tidak tinggal diam. Microsoft mulai meningkatkan layanan Office 365 mereka dengan meyematkan fitur komunkasi seperti Teams pada produk kantoran mereka, kemudian layanannya pun di re-branding menjadi Microsoft 365. Google pun yang telah memiliki lebih dari 2 Milyar pengguna dengan cepat mengadaptasi salah produk unggulan mereka yaitu G-Suite agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, yang kini berganti nama menjadi Google Workspace.
Microsoft 365 yang merupakan produk dari pembuat Windows tentunya memiliki kompabilitas yang tinggi dengan komputer penggunnya. Layanan ini terintegrasi dengan baik dengan Sistem operasi buatan mereka tersebut. Tak hanya itu hal yang cukup mengejutkan adalah penambahan fitur Teams yang berkembang dengan sangat cepat. Teams yang semula hanya aplicasi video conference sederhana berubah menjadi aplikasi yang begitu kaya akan fitur bisa dibilang menurut saya pribadi salah yang terbaik dibandingkan kompetitornya, meskipun memang aplikasi yang tersemat dalam Microsoft 365 relatif lebih berat.
Google Workspace tentunya lebih diuntungkan dengan jumlah penggunanya yang sangat banyak, jika ditanya kita pasti lebih familiar dengan aplikasi daring buatan Google diandingkan Microsoft, contohnya saja kita lebih kenal Gmail dibandingkan Outlook, kita lebih paham Google Drive dibandingkan OneDrive, walaupun memang aplikasi perkantoran mereka yaitu Google Docs, Sheets dan Slides masih kalah populer dengan aplikasi serupa Buatan Microsoft Yaitu Microsoft Word, Excel dan Powerpoint. Di sisi lain meskipun Microsoft mendominasi penggunaan pada perangkat desktop, Google adalah penguasa di pasar ponsel. Sistem Operasi buatan mereka yaitu Android masih merajai pasar ponsel dunia, tentunya ini menambah nilai mobilitas dari Google Workspace.
Sedikit kelebihan dan kekurangan dari Microsoft 365 dan Google Workspace sudah kita ulas bersama, lalu untuk mendukung kegiatan belajar mengajar sebaiknya aplikasi apa yang kita gunakan? Kalau saya lebih memilih menggunakan keduanya saja, kita dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki Microsoft 365 untuk menutupi kekurangan pada Google Workspace, begitupun sebaliknya. Apa malah tidak merepotkan? Saya rasa tidak asalkan kita dapat mengatur penggunaanya, maka kita dapat mengoptimalkan penggunaan keduanya.
Simpelnya begini, jika lebih sering menggunakan hp Android maka Google Workspace sangat worth it. Jika lebih sering menggunakan Komputer Windows, maka Microsoft 365 lebih worth it.